Selasa, 24 Maret 2015

askep syok neurogenik



ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SYOK NEUROGENIK



 








Disusun oleh:
Kelompok 5

1.Abdul Rokim
2.Ahmad Rofik ‘ie
3. Aditya Bramandita
4. Adi Susanto
5.Auliya Kusuma Rahayu
6.Bakti Eko Yulidianto
7.
8.




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PRODI S1 KEPERAWATAN
2014/2015






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTARk ISI................................................................................................. iii
BAB I   PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang.................................................................................... 1
1.2         Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3         Tujuan................................................................................................. 2
BAB II  TINJAUAN TEORI
2.1         Anatomi.............................................................................................. 3
2.2         Definisi............................................................................................... 5
2.3         Etiologi............................................................................................... 6
2.4         Klasifikasi........................................................................................... 7
2.5         Tanda dan Gejala................................................................................ 9
2.6         Patofisiologi........................................................................................ 9
2.7         Pemeriksaan penunjang...................................................................... 11
2.8         Penatalaksanaan Medik...................................................................... 11
2.9         Komplikasi.......................................................................................... 12
2.10       Pencegahan......................................................................................... 12



BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1         Pengkajian.......................................................................................... 13
3.2         Diagnosa Keperawatan....................................................................... 17
3.3         Intervensi............................................................................................ 17
BAB IV   PENUTUP
4.1            Kesimpulan...................................................................................... 20
4.2            Saran................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA           













KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kita panjatkan Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dalam makalah ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep asuhan keperawatan penyakit tumor ginjal.Makalah ini disusun untuk mempermudah pembelajaran keperawatan medikal bedah, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, kami mohon maaf karena kami sendiri dalam tahap belajar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pemakalah dan teman-teman yang membaca. Kami sadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami memohon kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah kami.
Jombang, 29  september 2014
Penulis,















BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.
Penakajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari komponen dari proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data, membuktikan data tentang status kesehatan seorang klien. Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien bertahan
hingga lima tahun.
Di Amerika Serikat kanker ginjal meliputi 3% dari semua kanker, dengan rata-rata kematian 12.000 akibat kanker ginjal pertahun. Kanker ginjal sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50 – 70 tahun, tapi dapat terjadi pada usia berapa saja juga. Tumor Wilms merupakan sekitar 10% keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada usia 3 tahun dan 10% nya merupakan lesi bilateral.





1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana anatomi ginjal ?
2.      Apa definisi dari tumor ginjal ?
3.      Apa  Etiologi pada tumor ginjal  ?
4.      Apa klasifikasi tumor ginjal ?
5.      Bagaimana tanda gejala tumor ginjal ?
6.      Bagaimana pemeriksaan patofisiologi tumor ginjal ?
7.      Bagaimana pemeriksaan penunjang tumor ginjal ?
8.      Bagaimana penatalaksanaan medic tumor ginjal ?
9.      Apa komplikasi tumor ginjal ?
10.  Bagaiman pencegahan tumor ginjal ?
11.  Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Marasmus?



1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang konsep dasar tumor ginjal dan assuhan keperawatan tumor ginjal sehingga perawat mampu melakuakan :
1.      Perawat mampu menjelaskan tentang anatomi ginjal.
2.      Perawat mampu menjelaskan tentang definisi dari tumor ginjal.
3.      Perawat mampu menjelaskan tentang etiologi dari tumor ginjal.
4.      Perawat mampu menjelaskan tentang klasifikasi tumor ginjal
5.      Perawat mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala tumor ginjal
6.      Perawat mampu menjelaskan tentang patofisiologi tumor ginjal
7.      Perawat mampu menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang tumor ginjal
8.      Perawat mampu melakukan penatalaksanaan medik tumor ginjal
9.      Perawat mampu menjelaskan tentang komplikasi tumor ginjal .
10.  Perawat mampu menjelaskan tentang pencegahan tumor ginjal.
11.  Perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan.



BAB II
KONSEP DASAR TUMOR GINJAL


1 2. Anatomi ginjal
Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfZvI9HtauWIVyHBoG3Xko_RhRqcnVPHUALCjFHAPMNQtYo1GDD7l-RoZUTv0gjXpe-SgEMIrY-9GUu2ZmlRxbJDtPDCD19FeKN4XIrtF06IlKcA0X84cKPWZ_qfJhEbanZPisV4YjFJc/s1600/image001-723278.jpg
Kedua ren terletak retroperitoneal pada dinding abdomen, masing-masing di sisi kanan dan di sisi kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai vertebrata L3. Ren dexter terletak sedikit lebih rendah daripada ren sinister karena besarnya lobus hepatis dexter. Masing-masing ren memiliki facies anterior dan facies posterior, margo medialis dan margo lateralis, extremitas superior dan extremitas inferior (Keith, 2002).
Ke arah kranial masing-masing ren berbatas pada diaphragma yang memisahkannya dari cavitas pleuralis dan costa XII. Lebih ke kaudal facies posterior ren berbatas pada musculus quadratus lumborum. Nervus subcostalis dan arteria subcostalis dan vena subcostalis serta nervus iliohypogastricus melintas ke kaudal dengan menyilang facies posterior ren secara diagonal. Hepar, duodenum dan colon ascendens terletak ventral berbatas pada gaster (ventriculus), splen (lien), pancreas, jejunum dan colon descendens (Keith, 2002).
Pada tepi medial masing-masing ren yang cekung, terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilum renale, yakni tempat arteria renalis masuk, dan vena renalis serta pelvis renalis keluar. Hilum renale sinistrum terletak dalam bidang transpilorik, kira-kira 5 cm dari bidang median, setinggi vertebra L1. Di hilum renale vena renalis terletak ventral dari arteria renalis yang berada ventral dari pelvis renalis. Hilum renale memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal sebagai sinus renalis dan berisi pelvis renalis, calices renales, pembuluh, saraf dan jaringan lemak yang banyaknya dapat berbeda-beda (Keith, 2002).
Kedua ureter adalah pipa berotot sempit yang mengantar urin dari kedua ren ke vesica urinaria. Bagian kranial ureter yang lebar, yakni pelvis renalis terjadi karena persatuan dua atau tiga callices renales majores yang masing-masing menghimpun dua atau tiga calices renales minores. Setiap calices renales minores memperlihatkan sebuah takik yang terjadi karena menonjolnya masuk puncak pyramis renalis yang disebut papilla renalis. Pars abdominalis ureter melintas amat dekat pada peritoneum parietale dan terletak retroperitoneal dalam seluruh panjangnya. Kedua ureter melintas ke arah mediokaudal sepanjang processus transversi vertebrarum lumbaliorum dan menyilang arteria iliaca externa tepat distal dari tempat arteria iliaca externa dipercabangkan dari arteria iliaca communis. Lalu masing-masing ureter menyusuri dinding pelvis lateral untuk bermuara dalam vesica urinaria (Keith, 2002).
Kedua glandula suprarenalis (adrenalis) masing-masing terletak pada bagian kraniomedial ren. Masing-masing glandula suprarenalis terbungkus dalam capsula fibrosa dan diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan topografi masing-masing glandula suprarenalis berbeda. Glandula suprarenalis dextra yang berbentuk segi tiga, terletak ventral terhadap diaphragma dan ke arah ventral menyentuh vena cava inferior di sebelah medial dan hepar di sebelah lateral. Glandula suprarenalis sinistra yang berbentuk seperti bulan sabit berbatas pada splen, gaster, pancreas dan crus diaphragma (Keith, 2002).
Arteria renalis dilepaskan setingi discus intervertebralis antara vertebra L1 dan vertebra L2. Arteria renalis dextra yang lebih panjang melintas dorsal dari vena cava inferior. Secara khas di dekat hilum renale masing-masing arteri bercabang menjadi 5 arteria segmentalis yang merupakan arteria akhir-akhir, artinya ialah bahwa arteri-arteri ini tidak beranostomasis. Arteria segmentalis melintas ke segmenta renalia. Beberapa vena menyalurkan darah dari ren dan bersatu menurut pola yang berbeda-beda, untuk membentuk vena renalis. Vena renalis terletak ventralis terhadap arteria renalis dan vena renalis sinistra yang lebih panjang melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis bermuara ke dalam vena cava inferior (Keith, 2002).
Kedua glandula suprarenalis memiliki vaskularisasi yang amat luas melalui arteria suprarenalis yakni cabang arteria phrenica inferior, melalui arteria suprarenalis media (satu atau lebih) dari aorta abdominalis, dan melalui arteria suprarenalis inferior dari arteria renalis. Darah dari masing-masing glandula suprarenalis disalurkan keluar oleh vena suprarenalis yang besar dan seringkali banyak vena kecil. Vena suprarenalis dextra yang pendek bermuara ke dalam vena cava inferior sedangkan yang lebih panjag di sebelah kiri bersatu dengan vena renalis sinistra (Keith, 2002).
Arteri untuk pars adominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber: arteria renalis, arteria testicularis atau arteria ovarica dan aorta. Penyaluran balik darah dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica. Pembuluh limfe ren mengikuti vena renalis dan ditampung oleh nodi lmphoidei lumbales aortici. Pembuluh limfe dari bagian kranial uereter dapat bersatu dengan yang berasal dari ren atau langsung ditampung oleh nodi lymphoidei lumbales. Pembuluh limfe dari bagian tengah ureter biasanya ditampung oleh kelenjar limfe sepanjang arteria iliaca communis, sedangkan yang berasal dari bagian kaudal ditampung oleh nodi lymphoidei iliaci interni (Keith, 2002).
Pembuluh limfe dari glandula suprarenalis berasal dari pleksus di sebelah dalam capsula glandula suprarenalis dan dari pleksus di sebelah dalam medulla glandula suprarenalis. Banyak pembuluh limfe keluar dari glandula suprarenalis ; terbanyak pembuluh-pembuluh ini berakhir dalam nodi lymphoidei lumbales (Keith, 2002).
Saraf-saraf untuk ren dan ureter berasal dari plexus renalis dan terdiri dari serabut simpatis dan parasimpatis. Serabut aferen plexus renalis berasal dari nervi sphlanchnici thoracici. Kedua glandula suprarenalis dipersarafi secara luas dari pleksus coeliacus dan nervi splanchnici thoracici (Keith, 2002).

2.2 Definisi Tumor Ginjal
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.  Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
Jauh lebih serius adalah tumor ganas ginjal, yang kanker dan dapat menyebar ke area lain di tubuh seseorang. Jenis tumor ginjal berpotensi mengancam kehidupan. ginjal sel karsinoma , karsinoma sel transisional , dan 'tumor Wilms adalah tumor sering didiagnosis kanker ginjal yang paling. Pada orang dewasa, karsinoma sel ginjal berkembang paling sering. Anak-anak lebih mungkin untuk mengembangkan 'tumor Wilms kanker .
Bila seseorang memiliki karsinoma sel ginjal, tumor ginjal berkembang dalam sel unit penyaringan ginjal itu, yang disebut nefron. Sering kali, sel-sel kanker di daerah ini berkembang sebagai salah satu massa dalam satu ginjal. Namun, dimungkinkan untuk lebih dari satu tumor ginjal untuk mengembangkan hanya pada satu ginjal, dan kedua ginjal dapat dipengaruhi oleh tumor pada saat yang sama.
'Tumor Wilms terbentuk dalam ginjal dan dapat menyebar ke limfe node yang dekat ginjal. Mereka juga bisa menyebar ke hati dan paru-paru. Sayangnya, jenis ini biasanya mempengaruhi tumor ginjal anak-anak yang kurang dari lima tahun.
Meskipun setiap orang dapat mengembangkan karsinoma sel ginjal, risiko meningkat dengan usia, dan mereka yang paling umum pada mereka yang 60 dan di atas. Pria lebih berisiko daripada wanita, dan merokok dan obesitas juga menjadi faktor risiko. Mereka yang terkena asbes , kadmium , dan tichlorothylene mungkin lebih beresiko, sebagai orang-orang yang telah dirawat karena gagal ginjal di masa lalu. Untuk alasan yang tidak sepenuhnya dipahami, mereka yang tinggi tekanan darah juga lebih beresiko.
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita).
Fungsi ginjal adalah untuk:
a. Menyaring limbah metabolik
b. Menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
      c. Membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh
d. Membantu mengatur tekanan darah
e. Membantu mengatur pembentukan sel darah.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.

2.3 Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011) penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor lingkungan dan genetik yg menjadi predisposisi terbetuknya karsinoma sel ginjal, meliputi hal-hal sebagai berikut.

1.    Merokok
2.    Obesitas. Menjadi faktor risiko, terutama pada wanita, berat badan yang meningkat memiliki hubungan liner  dengan meningkat kan risiko
3.    Hipertensi. Dikaitkan dengan peningkatan insiden carcinoma sel ginjal
4.    Penyakit kritis ginjal pada pasien yang menjalani dialisis ginjal gangka panjang. Hal ini predisposisi untuk kanker sel ginjal
5.    Transplantasi ginjal. Predisposisi pada penerima transplantasi ginjal
6.    Penyakit sindrom von Hippel-Lindau (VHL) merupakan penyakit bawaan terkait dengan karsinoma ginjal

2.4 Klasifikasi Tumor Ginjal

a. Tumor Jinak
1.      Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000).
2.      Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.
3.      Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi didapat sekitar 20% dari seluruh autopsi yang dilakukan.
4.      Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.

b.Tumor Ganas (kanker)
Tumor ginjal yang ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelium, yaitu karsinoma sel transisional atau berasal dari sel epitel ginjal atau adenokarsinoma, yaitu tumor Grawitz atau dari sel nefroblas, yaitu tumor Wilms.
1.      Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur lebih dari 50 tahun. Penemuan kasus baru meningkat setelah ditemukannya alat bantu diagnosa USG dan CT scan (Basuki, 2003).
2.      Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms merupakan 10% dari semua keganasan pada anak. Tumor ini mungkin ditemukan pada anak dengan kelainan aniridia, keraguan genitalia pada anak dan sindrom Beckwith-Wiedemann (makroglosi, omfalokel, viseromegah dan hipoglikemia neonatal). Satu persen dari tumor Wilms ditemukan familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor Wilms telah dilokasi pada garis p 13 kromosom 11 (De Jong, 2000).




2.5 Tanda dan Gejala
Didapatkan ketiga tanda trias klasik berupa: nyeri pinggang, hematuria dan massa pada pinggang merupakan tanda tumor dalam stadium lanjut. Nyeri terjadi akibat invasi tumor ke dalam organ lain, sumbatan aliran urin atau massa tumor yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal.
Secara klinis kelainan ini terpaparkan sebagai keluhan hematuria.Febris yang disebabkan karena nekrosis tumor atau terbebasnya pirogen endogen oleh tumor ginjal.
Hipertensi yang mungkin disebabkan karena: oklusi vaskuler akibat penekanan oleh tumor, terjadinya A-V (arteri-venous) shunting pada massa tumor atau hasil produksi subtansi Pressor Oleh tumor.
Anemi karena terjadinya perdarahan intra tumoral
Varikokel akut yang tidak mengecil dengan posisi tidur. Varikokel ini terjadi akibat obstruksi vena spermatika interna karena terdesak oleh tumor ginjal atau tersumbat oleh trombus sel-sel tumor.Tanda-tanda metastasis ke paru atau hepar.

Kadang-kadang ditemukan sindroma paraneoplastik, yang terdiri atas:
1)      Sindroma Staufer (penurunan fungsi liver yang tidak ada hubungannya dengan metastasis pada hepar dengan disertai nekrosis pada berbagai area pada liver)
2)      Hiperkalsemia (terdapat pada 10% kasus kanker ginjal),
3)      Polisitemia akibat peningkatan produksi eritropoietin oleh tumor, dan
4)      Hipertensi akibat meningkatnya kadar renin(Basuki, 2003).

2.6 Patofisiologi
Tumor wilms muncul saat sel yang membentuk ginjal gagal berkembang dan malah menggandakan diri pada bentuknya yang primitif. Tumor wilms biasanya terlihat jelas pada anak usia 1-5 tahun. Massa seringkali mengubah ginjal dan memampatkan jaringan normal menjadi jaringan tipis. Tumor wilms berasal dari parenkim ginjal. Hal ini menyebabkan perdarahan sehingga saat buang air kecil mengandung darah. Disamping itu dapat disertai hipertensi karena tumor wilms dapat merangsang aktifitas renin.
Tumor berasal dari blastema metanefrik dan terdiri atas blastema, stroma, dan epitel. Kadang tidak tampak unsur epitel atau stroma. Pada sediaan makroskopik tampak sebagai tumor yang besar berwarna abu – abu dengan fokus perdarahan atau nekrosis.
Setelah keluar dari kapsul ginjal, tumor akan mengadakan invasi ke organ disekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe para aorta. Penyebaran secara hematogen melalui vena renalis ke vena kava, kemudian mengadakan metastais ke paru (85%), hepar (10%) dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontra lateral.
Tingkat keganasan ditentukan berdasarkan gambaran histologik dan dibagi menjadi dua golongan menurut prognosisnya, yaitu prognosis baik dan buruk. Golongan kedua menunjukkan gambaran histologik dengan bagian yang anaplastik, inti yang atipik, hiperdiploidi, dan banyak translokasi kompleks.
Wilms tumor terjadi pada parenchyma renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerulus dan tubulus yang primitive atau abortif, dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan. Pertama – tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor.
Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu – abuan homogeny, lunak dan encepaloid ( menyerupai jaringan otak ).Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal saat dilakukan palpasi. Munculnya wilms tumor sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat lahir .Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase tumor secara hematogen dan limfogen, paru, hati, otak dan bone marrow.

a.Penyebab wilms tumor menurut TNM adalah sebagai berikut:
1)      T ( Tumor Primer )
  • T1 unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 60 cm2
  • T2 unilateral permukaan > 80 cm2
  • T3 unilateral rupture sebelum penanganan
  • T4 bilateral

2)  N ( Metastasis Limfe )
  • N0 tidak ditemukan metastasis
  • N1 ada metastasis limfe
3)  M ( Metastasis Jauh)
  • M0 tidak ditemukan metastasis
  • M+ ada metastasis jauh
b.Tingkat penyebaran wilms tumor menurut NWTS III
  1. Stadium I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat seluruhnya, tidak ada metastasis limfogen ( N0 )
  2. Stadium II : Tumor melewati batas sampai ginjal tetapi masih dapat diangkat seluruhnya dan tidak ada sisa tumor pada permukaan tempat tumor semula dan N0.
  3. Stadium III           : Tumor tidak dapat diangkat seluruhnya sehingga ada sisa tumor didalam tubuh, termasuk tumpahan jaringan tumor, dan / N+.
  4. Stadium IV: Tumor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru, tulang, atau otak ( M+ ).
  5. Stadium V : Tumor ditemukan bilateral.

2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk .
Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan klsifikasi didalamnya .
Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.

2.8 Penatalaksanaan medik
1)      Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula gerota. Beberapa kasus yang sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin unutk dilakukan operasi, masih dianjurkan untuk dilakukan nefrektomi paliatif. Pada beberapa tumor yang telah mengalami metastasis, setelah tindakan nefrektomi ini sering didahului dengan embolisasi arteri renalis yang bertujuan untuk memudahkan operasi(Basuki, 2003).
2)      Hormonal. Penggunaan terapi hormonal belum banyak diketahui hasilnya. Preparat yang dipakai adalah hormon progestagen. Dari berbagai literatur disebutkan bahwa pemberian preparat hormon tidak banyak memberi manfaat (Basuki, 2003).
3)      Imunoterapi. Pemberian imunoterapi dengan memakai interferon atau dikombinasikan dengan interleukin saat ini sedang dicoba di negara-negara maju. Karena harganya sangat mahal dan hasil terapi dengan obat-obatan imunoterapi masih belum jelas, maka pemakaian obat ini masih sangat terbatas (Basuki, 2003).
4)      Radiasi Eksterna. Radiasi eksterna tidak banyak memberi manfaat pada adenokarsinoma ginjal karena tumor ini adalah tumor yang radioresisten (Basuki, 2003).
5)      Sitostatika. Demikian pula pemakaian sitostatika tidak banyak memberikan manfaat pada tumor ginjal (Basuki, 2003).

2.9 Komplikasi
a)      Metastasis ke paru-paru, sum-sum tulang belakang, hati, otak.
b)      Sesak nafas.
c)      Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi (mual, muntah ,suhu tubuh meningkat, kerontokan rambut).
d)     Komplikasi pembedahan (atelektasis, pneumonia, hemoragis).

2.10 Pencegahaan
Pencegahan terhadap ancaman penyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.












BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR GINJAL

      3.1  Pengkajian


1. Idetitas
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, alamat, suku dan bangsa yang digunakan, nomor register, diagnosa medis.

2.Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perutnya.

3. Riwayat penyakit sekarang
 Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.

4.Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji pasien pernah menderita penyakit tumor ginjal  sebelumnya dan penyakit yang pernah diderita pasien.

5.Riwayat penyakit keluarga.
            Dalam pengkajian ini dalam keluarga ada yang menderita penyakit tumor ginjal  atau tidak, ada penyakit menurun atau menular.










II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
-kesadaran composmentis
-pasien tampak pucat
-pasien tampak lemah

Tanda-tanda vital, TB dan BB :
S :36,7 0C     
N : 88x/mnt  
TD :120/90mmHg                   
RR : 32x/mnt                           
HR 88x/mnt TB :155cm                                                                            
BB :45 kg.
Body Systems:

1.                  Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung   : 
·         Inspeksi : bentuk hidung normal,pernafasan cuping hidung (-),secret (-),pasien
                Pasien tidak terpasang O2 nasal,tidak ada retraksi dada,bentuk dada 
                            Simetris.
·         Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada odem
             RR : 22x/m
             Trachea : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
·         Perkusi : sonor
·         Auskultasi : vesikular
           Suara tambahan :   
 wheezing                                : tidak ada suara tambahan
 rochi                                       : tidak ada suara tambahan
 rales                                        : tidak ada suara tambahan
 crackles                                  : tidak ada suara tambahan

2.                  Cardiovaskuler (B2: Bleeding)
Inspeksi : tidak ada pembesaran vena jugularis,bentuk dada simetris
Auskultasi : S1,S2 Tunggal
                   ND : 88x/m
                    CRT : > 2 Detik

3.                  Persyarafan (B3: Brain)
Composmentis :
GCS : Glasgow coma scale
E : 4           V : 5              M : 6                NILAI TOTAL : 15
Kepala dan wajah :
Mata :
Sclera : putih
Conjugctiva : merah muda
Pupil : isokor ( diameter kanan dan kiri sama )
Reflek pandang : normal,dapat mengikuti gerakan.

Persepsi sensori:
Pendengaran :
Telinga kanan :pendengaran normal
Telinga kiri    : pendengaran normal

Penciuman     :
Hidung kanan : penciuman normal
Hidung kiri    : penciuman normal

           Fungsi Pendengaran:
Kiri dan kanan normal
Pengecapan     :  manis:ya                 asin:ya                           pahit:ya
Penglihatan     : Mata kanan dan kiri dapat melihat dengan baik
           Perabaan           :  panas: tidak             dingin: ya                     tekan:ya

4.                  Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
    Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak terpasang kateter.
Produksi urine : 900 ml                           
Frekuensi         : 2x/hari
Warna              : kuning pekat
Bau                  : khas amoniak

5.                  Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Mulut dan tenggorok  :
-          Warna        Lidah   : Merah
-          Lesi                       : tidak ada lesi,tidak ada stomatitis
-          Masa                      : tidak ada masa
-          Gangguan Bicara : tidak ada gangguan
Abdomen                    : tidak ada nyeri tekan,bentuknya simetris
Rectum                        : tidak ada kelaianan
BAB                            : 1 x/ hari                                  Konsistensi :lembek

6.                  Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas terbatas

 

 
- Parese      :    ya         tidak

 

 
- Paralise    :    ya         tidak

 

 
- Parese      :    ya         tidak

Uji kekuatan otot :      5           5
                                     5         5
Extremitas:
- Atas dan bawah normal,tidak ada kelainan
Kulit:
-Warna kulit   :  ikterik           Turgor      : baik                  


3.2 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
  1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
  2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
  3. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
  4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


3.3    Rencana Keperawatan

DX 1 : Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

Tujuan :
  • Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak.
Intervensi
Rasional
  • Kaji tingkat nyeri
  • Lakukan tehnik pengurangan nyeri nonfarmakologis
  • Berikan analgesik sesuai ketentuan
  • berikan obat dengan jadwal preventif
  • hindari aspirin atau senyawanya
  • Menentukan tindakan selanjutnya
  • Sebagai analgesik tambahan

  • Mengurangi rasa sakit

  • Untuk mencegah kambuhnya nyeri
  • Karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan


DX 2: Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan

Tujuan :
  • kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang ditujukan pasien minimum atau tidak ada
Intervensi
Rasional
  • Pantau tanda vital setiap 4 jam
  • Laporkan adanya penyimpangan dari normal
  • Berikan albumin bergaram rendah sesui indikasi
  • Bukti fisik defisit cairan.
  • Sehingga pengobatan segra dilakukan
  • Meningkatkan tekanan osmotik koloid sehingga mempertahangkan cairan dalam vaskuler


DX 3 : Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi
Rasional
  • Catat intake dan output makanan secara akurat
  • Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia.
  • Beri diet yang bergizi
  • Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
  • Beri suplemen vitamin dan besi sesuai instruksi
  • Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
  • Gangguan nutrisi dapat terjadi secara berlahan. Diare sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi
  • Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk
  • Membantu dalam proses metabolisme.


DX 4: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Tujuan :
  • Pasien mendapat istrahat yang adekut
Intervensi
Rasional
  • Pertahangkan tirah baring bilah terjadi edema berat
  • seimbangkan istrahat dan aktivitas bila ambulasi
  • intrusikan pada anak untuk istrahat bila ia merasa lelah
  • Mengurangi pengeluaran energi.

  • Mengurangi kelelahan pada pasien

  • Untuk mmenghemat energi















BAB IV
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.
3.2       Saran-Saran
Biasakan untuk gaya hidup sehat, karena dengan ini membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Kita bisa hidup sehat sehingga kitapun tidak mudah untuk terkena tumor ginjal.












DAFTAR PUSTAKA
  1. http://eniza-wulandari.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html diunduh pada tanggal 29 September pukul 14.00 WIB.
  2. http://heldaupik.blogspot.com/2012/02/askep-tumor-ginjal.html diunduh pada tanggal 29 September pukul 14.00 WIB.
  3. Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
  4. http://kornelizsiki.blogspot.com/p/laporan-pendahuluan-tumor-wilms.html diunduh pada tanggal 29 September pukul 14.00 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar