ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SYOK NEUROGENIK
Disusun
oleh:
Kelompok 5
1.Abdul Rokim
2.Ahmad Rofik ‘ie
3. Aditya Bramandita
4. Adi Susanto
5.Auliya Kusuma Rahayu
6.Bakti Eko Yulidianto
7.
8.
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PRODI
S1 KEPERAWATAN
2014/2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTARk ISI................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang.................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3
Tujuan................................................................................................. 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Anatomi.............................................................................................. 3
2.2
Definisi............................................................................................... 5
2.3
Etiologi............................................................................................... 6
2.4
Klasifikasi........................................................................................... 7
2.5
Tanda dan Gejala................................................................................ 9
2.6
Patofisiologi........................................................................................ 9
2.7
Pemeriksaan penunjang...................................................................... 11
2.8 Penatalaksanaan Medik...................................................................... 11
2.9 Komplikasi.......................................................................................... 12
2.10 Pencegahan......................................................................................... 12
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.......................................................................................... 13
3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 17
3.3 Intervensi............................................................................................ 17
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan...................................................................................... 20
4.2
Saran................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT Yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kita panjatkan Sholawat dan
salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dalam makalah
ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep asuhan keperawatan penyakit
tumor ginjal.Makalah ini disusun untuk mempermudah pembelajaran keperawatan
medikal bedah, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, kami
mohon maaf karena kami sendiri dalam tahap belajar.
Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pemakalah dan teman-teman
yang membaca. Kami sadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami memohon kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah kami.
Jombang, 29 september 2014
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem
perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi
dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.
Penakajian keperawatan pada system
perkemihan adalah salah satu dari komponen dari proses keperawatan yang
merupakan suatau usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan
dari klien meliputi usaha pengumpulan data, membuktikan data tentang status kesehatan
seorang klien. Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi, wawancara, dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Tumor ginjal
merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah tumor prostat dan
tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen
sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat
jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam
stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien bertahan hingga lima tahun.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien bertahan hingga lima tahun.
Di Amerika
Serikat kanker ginjal meliputi 3% dari semua kanker, dengan rata-rata kematian
12.000 akibat kanker ginjal pertahun. Kanker ginjal sedikit lebih banyak
terjadi pada laki-laki dibanding wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia
antara 50 – 70 tahun, tapi dapat terjadi pada usia berapa saja juga. Tumor Wilms
merupakan sekitar 10% keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada usia 3
tahun dan 10% nya merupakan lesi bilateral.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi ginjal ?
2. Apa definisi dari tumor ginjal
?
3. Apa Etiologi pada tumor ginjal ?
4. Apa klasifikasi tumor ginjal ?
5. Bagaimana tanda gejala tumor ginjal ?
6. Bagaimana pemeriksaan patofisiologi tumor ginjal ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang tumor ginjal ?
8. Bagaimana penatalaksanaan medic tumor ginjal ?
9. Apa komplikasi tumor ginjal ?
10. Bagaiman pencegahan tumor ginjal ?
11. Bagaimana
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Marasmus?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk menjelaskan tentang konsep dasar tumor ginjal dan assuhan
keperawatan tumor ginjal sehingga perawat mampu melakuakan :
1.
Perawat mampu
menjelaskan tentang anatomi ginjal.
2.
Perawat mampu
menjelaskan tentang definisi dari tumor ginjal.
3.
Perawat mampu
menjelaskan tentang etiologi dari tumor ginjal.
4.
Perawat mampu
menjelaskan tentang klasifikasi tumor ginjal
5.
Perawat mampu
menjelaskan tentang tanda dan gejala tumor ginjal
6.
Perawat mampu
menjelaskan tentang patofisiologi tumor ginjal
7.
Perawat mampu
menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang tumor ginjal
8.
Perawat mampu
melakukan penatalaksanaan medik tumor ginjal
9.
Perawat mampu
menjelaskan tentang komplikasi tumor ginjal .
10. Perawat mampu menjelaskan tentang pencegahan
tumor ginjal.
11. Perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan.
BAB II
KONSEP DASAR TUMOR GINJAL
1 2. Anatomi ginjal
Kedua ren
terletak retroperitoneal pada dinding abdomen, masing-masing di sisi kanan dan
di sisi kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai vertebrata L3.
Ren dexter terletak sedikit lebih rendah daripada ren sinister karena besarnya
lobus hepatis dexter. Masing-masing ren memiliki facies anterior dan facies
posterior, margo medialis dan margo lateralis, extremitas superior dan
extremitas inferior (Keith, 2002).
Ke arah kranial
masing-masing ren berbatas pada diaphragma yang memisahkannya dari cavitas
pleuralis dan costa XII. Lebih ke kaudal facies posterior ren berbatas pada
musculus quadratus lumborum. Nervus subcostalis dan arteria subcostalis dan
vena subcostalis serta nervus iliohypogastricus melintas ke kaudal dengan
menyilang facies posterior ren secara diagonal. Hepar, duodenum dan colon
ascendens terletak ventral berbatas pada gaster (ventriculus), splen (lien),
pancreas, jejunum dan colon descendens (Keith, 2002).
Pada tepi medial masing-masing ren yang cekung, terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilum renale, yakni tempat arteria renalis masuk, dan vena renalis serta pelvis renalis keluar. Hilum renale sinistrum terletak dalam bidang transpilorik, kira-kira 5 cm dari bidang median, setinggi vertebra L1. Di hilum renale vena renalis terletak ventral dari arteria renalis yang berada ventral dari pelvis renalis. Hilum renale memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal sebagai sinus renalis dan berisi pelvis renalis, calices renales, pembuluh, saraf dan jaringan lemak yang banyaknya dapat berbeda-beda (Keith, 2002).
Pada tepi medial masing-masing ren yang cekung, terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilum renale, yakni tempat arteria renalis masuk, dan vena renalis serta pelvis renalis keluar. Hilum renale sinistrum terletak dalam bidang transpilorik, kira-kira 5 cm dari bidang median, setinggi vertebra L1. Di hilum renale vena renalis terletak ventral dari arteria renalis yang berada ventral dari pelvis renalis. Hilum renale memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal sebagai sinus renalis dan berisi pelvis renalis, calices renales, pembuluh, saraf dan jaringan lemak yang banyaknya dapat berbeda-beda (Keith, 2002).
Kedua ureter
adalah pipa berotot sempit yang mengantar urin dari kedua ren ke vesica
urinaria. Bagian kranial ureter yang lebar, yakni pelvis renalis terjadi karena
persatuan dua atau tiga callices renales majores yang masing-masing menghimpun
dua atau tiga calices renales minores. Setiap calices renales minores
memperlihatkan sebuah takik yang terjadi karena menonjolnya masuk puncak
pyramis renalis yang disebut papilla renalis. Pars abdominalis ureter melintas
amat dekat pada peritoneum parietale dan terletak retroperitoneal dalam seluruh
panjangnya. Kedua ureter melintas ke arah mediokaudal sepanjang processus
transversi vertebrarum lumbaliorum dan menyilang arteria iliaca externa tepat
distal dari tempat arteria iliaca externa dipercabangkan dari arteria iliaca
communis. Lalu masing-masing ureter menyusuri dinding pelvis lateral untuk
bermuara dalam vesica urinaria (Keith, 2002).
Kedua glandula
suprarenalis (adrenalis) masing-masing terletak pada bagian kraniomedial ren.
Masing-masing glandula suprarenalis terbungkus dalam capsula fibrosa dan
diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan topografi masing-masing glandula
suprarenalis berbeda. Glandula suprarenalis dextra yang berbentuk segi tiga,
terletak ventral terhadap diaphragma dan ke arah ventral menyentuh vena cava
inferior di sebelah medial dan hepar di sebelah lateral. Glandula suprarenalis
sinistra yang berbentuk seperti bulan sabit berbatas pada splen, gaster,
pancreas dan crus diaphragma (Keith, 2002).
Arteria renalis
dilepaskan setingi discus intervertebralis antara vertebra L1 dan vertebra L2.
Arteria renalis dextra yang lebih panjang melintas dorsal dari vena cava
inferior. Secara khas di dekat hilum renale masing-masing arteri bercabang
menjadi 5 arteria segmentalis yang merupakan arteria akhir-akhir, artinya ialah
bahwa arteri-arteri ini tidak beranostomasis. Arteria segmentalis melintas ke
segmenta renalia. Beberapa vena menyalurkan darah dari ren dan bersatu menurut
pola yang berbeda-beda, untuk membentuk vena renalis. Vena renalis terletak
ventralis terhadap arteria renalis dan vena renalis sinistra yang lebih panjang
melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis bermuara ke dalam
vena cava inferior (Keith, 2002).
Kedua glandula
suprarenalis memiliki vaskularisasi yang amat luas melalui arteria suprarenalis
yakni cabang arteria phrenica inferior, melalui arteria suprarenalis media
(satu atau lebih) dari aorta abdominalis, dan melalui arteria suprarenalis
inferior dari arteria renalis. Darah dari masing-masing glandula suprarenalis
disalurkan keluar oleh vena suprarenalis yang besar dan seringkali banyak vena
kecil. Vena suprarenalis dextra yang pendek bermuara ke dalam vena cava
inferior sedangkan yang lebih panjag di sebelah kiri bersatu dengan vena
renalis sinistra (Keith, 2002).
Arteri untuk
pars adominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber: arteria renalis,
arteria testicularis atau arteria ovarica dan aorta. Penyaluran balik darah
dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica. Pembuluh
limfe ren mengikuti vena renalis dan ditampung oleh nodi lmphoidei lumbales
aortici. Pembuluh limfe dari bagian kranial uereter dapat bersatu dengan yang
berasal dari ren atau langsung ditampung oleh nodi lymphoidei lumbales.
Pembuluh limfe dari bagian tengah ureter biasanya ditampung oleh kelenjar limfe
sepanjang arteria iliaca communis, sedangkan yang berasal dari bagian kaudal
ditampung oleh nodi lymphoidei iliaci interni (Keith, 2002).
Pembuluh limfe
dari glandula suprarenalis berasal dari pleksus di sebelah dalam capsula
glandula suprarenalis dan dari pleksus di sebelah dalam medulla glandula
suprarenalis. Banyak pembuluh limfe keluar dari glandula suprarenalis ;
terbanyak pembuluh-pembuluh ini berakhir dalam nodi lymphoidei lumbales (Keith,
2002).
Saraf-saraf
untuk ren dan ureter berasal dari plexus renalis dan terdiri dari serabut
simpatis dan parasimpatis. Serabut aferen plexus renalis berasal dari nervi
sphlanchnici thoracici. Kedua glandula suprarenalis dipersarafi secara luas
dari pleksus coeliacus dan nervi splanchnici thoracici (Keith, 2002).
2.2 Definisi Tumor Ginjal
Tumor ginjal adalah massa abnormal
yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi
sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah
dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih
dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal.
Biasanya, sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini
berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka
tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak kanker dan
tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
Jauh lebih
serius adalah tumor ganas ginjal, yang kanker dan dapat menyebar ke area lain
di tubuh seseorang. Jenis tumor ginjal berpotensi mengancam kehidupan. ginjal
sel karsinoma , karsinoma sel transisional , dan 'tumor Wilms adalah tumor
sering didiagnosis kanker ginjal yang paling. Pada orang dewasa, karsinoma sel
ginjal berkembang paling sering. Anak-anak lebih mungkin untuk mengembangkan
'tumor Wilms kanker .
Bila seseorang
memiliki karsinoma sel ginjal, tumor ginjal berkembang dalam sel unit
penyaringan ginjal itu, yang disebut nefron. Sering kali, sel-sel kanker di
daerah ini berkembang sebagai salah satu massa dalam satu ginjal. Namun,
dimungkinkan untuk lebih dari satu tumor ginjal untuk mengembangkan hanya pada
satu ginjal, dan kedua ginjal dapat dipengaruhi oleh tumor pada saat yang sama.
'Tumor Wilms
terbentuk dalam ginjal dan dapat menyebar ke limfe node yang dekat ginjal.
Mereka juga bisa menyebar ke hati dan paru-paru. Sayangnya, jenis ini biasanya
mempengaruhi tumor ginjal anak-anak yang kurang dari lima tahun.
Meskipun setiap
orang dapat mengembangkan karsinoma sel ginjal, risiko meningkat dengan usia,
dan mereka yang paling umum pada mereka yang 60 dan di atas. Pria lebih
berisiko daripada wanita, dan merokok dan obesitas juga menjadi faktor risiko.
Mereka yang terkena asbes , kadmium , dan tichlorothylene mungkin lebih
beresiko, sebagai orang-orang yang telah dirawat karena gagal ginjal di masa
lalu. Untuk alasan yang tidak sepenuhnya dipahami, mereka yang tinggi tekanan
darah juga lebih beresiko.
Dalam
keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah ureter,
yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang
merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung
kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis
(pria) dan vulva (wanita).
Fungsi ginjal adalah untuk:
a. Menyaring limbah metabolik
b. Menyaring kelebihan
natrium dan air dari darah
c. Membantu
membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh
d. Membantu
mengatur tekanan darah
e. Membantu mengatur
pembentukan sel darah.
Setiap
ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
2.3 Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011) penyebab
pasti masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor lingkungan dan genetik
yg menjadi predisposisi terbetuknya karsinoma sel ginjal, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1.
Merokok
2.
Obesitas.
Menjadi faktor risiko, terutama pada wanita, berat badan yang meningkat
memiliki hubungan liner dengan meningkat kan risiko
3.
Hipertensi.
Dikaitkan dengan peningkatan insiden carcinoma sel ginjal
4.
Penyakit
kritis ginjal pada pasien yang menjalani dialisis ginjal gangka panjang.
Hal ini predisposisi untuk kanker sel ginjal
5.
Transplantasi
ginjal. Predisposisi pada penerima transplantasi ginjal
6.
Penyakit sindrom
von Hippel-Lindau (VHL) merupakan penyakit bawaan terkait dengan karsinoma
ginjal
2.4 Klasifikasi Tumor Ginjal
a. Tumor Jinak
1. Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas
komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor
sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya
bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini
ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De
Jong, 2000).
2. Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau
tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara tidak
sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala klinis
yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras,
dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla.
Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di
dekatnya.
3. Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning
kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks
ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada
autopsi didapat sekitar 20% dari seluruh autopsi yang dilakukan.
4. Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya
(tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi)
banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat begitu besar sehingga mudah
dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.
b.Tumor Ganas (kanker)
Tumor ginjal
yang ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelium, yaitu
karsinoma sel transisional atau berasal dari sel epitel ginjal atau
adenokarsinoma, yaitu tumor Grawitz atau dari sel nefroblas, yaitu tumor Wilms.
1.
Adenokarsinoma
Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari
tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada
orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur lebih dari 50 tahun.
Penemuan kasus baru meningkat setelah ditemukannya alat bantu diagnosa USG dan
CT scan (Basuki, 2003).
2. Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang
dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini
merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang
lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama
banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms merupakan 10% dari semua keganasan
pada anak. Tumor ini mungkin ditemukan pada anak dengan kelainan aniridia,
keraguan genitalia pada anak dan sindrom Beckwith-Wiedemann (makroglosi,
omfalokel, viseromegah dan hipoglikemia neonatal). Satu persen dari tumor Wilms
ditemukan familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor Wilms telah dilokasi pada garis p 13 kromosom 11 (De Jong,
2000).
2.5 Tanda dan Gejala
Didapatkan
ketiga tanda trias klasik berupa: nyeri pinggang, hematuria dan massa pada
pinggang merupakan tanda tumor dalam stadium lanjut. Nyeri terjadi akibat
invasi tumor ke dalam organ lain, sumbatan aliran urin atau massa tumor yang
menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal.
Secara klinis
kelainan ini terpaparkan sebagai keluhan hematuria.Febris yang disebabkan
karena nekrosis tumor atau terbebasnya pirogen endogen oleh tumor ginjal.
Hipertensi yang
mungkin disebabkan karena: oklusi vaskuler akibat penekanan oleh tumor,
terjadinya A-V (arteri-venous) shunting pada massa tumor atau hasil produksi
subtansi Pressor Oleh tumor.
Anemi karena
terjadinya perdarahan intra tumoral
Varikokel akut
yang tidak mengecil dengan posisi tidur. Varikokel ini terjadi akibat obstruksi
vena spermatika interna karena terdesak oleh tumor ginjal atau tersumbat oleh
trombus sel-sel tumor.Tanda-tanda metastasis ke paru atau hepar.
Kadang-kadang ditemukan sindroma
paraneoplastik, yang terdiri atas:
1) Sindroma Staufer (penurunan fungsi liver yang tidak ada hubungannya dengan
metastasis pada hepar dengan disertai nekrosis pada berbagai area pada liver)
2)
Hiperkalsemia
(terdapat pada 10% kasus kanker ginjal),
3)
Polisitemia
akibat peningkatan produksi eritropoietin oleh tumor, dan
4) Hipertensi akibat meningkatnya kadar renin(Basuki, 2003).
2.6 Patofisiologi
Tumor wilms muncul saat sel yang membentuk ginjal gagal
berkembang dan malah menggandakan diri pada bentuknya yang primitif. Tumor
wilms biasanya terlihat jelas pada anak usia 1-5 tahun. Massa seringkali
mengubah ginjal dan memampatkan jaringan normal menjadi jaringan tipis. Tumor
wilms berasal dari parenkim ginjal. Hal ini menyebabkan perdarahan sehingga
saat buang air kecil mengandung darah. Disamping itu dapat disertai hipertensi
karena tumor wilms dapat merangsang aktifitas renin.
Tumor berasal dari blastema metanefrik dan terdiri atas
blastema, stroma, dan epitel. Kadang tidak tampak unsur epitel atau stroma.
Pada sediaan makroskopik tampak sebagai tumor yang besar berwarna abu – abu
dengan fokus perdarahan atau nekrosis.
Setelah keluar dari kapsul ginjal, tumor akan mengadakan
invasi ke organ disekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar
limfe para aorta. Penyebaran secara hematogen melalui vena renalis ke vena
kava, kemudian mengadakan metastais ke paru (85%), hepar (10%) dan bahkan pada
stadium lanjut menyebar ke ginjal kontra lateral.
Tingkat keganasan ditentukan berdasarkan gambaran histologik
dan dibagi menjadi dua golongan menurut prognosisnya, yaitu prognosis baik dan
buruk. Golongan kedua menunjukkan gambaran histologik dengan bagian yang
anaplastik, inti yang atipik, hiperdiploidi, dan banyak translokasi kompleks.
Wilms tumor terjadi pada parenchyma renal. Tumor tersebut
tumbuh dengan cepat dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan
tumor tersebut akan meluas atau menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas,
berupa glomerulus dan tubulus yang primitive atau abortif, dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan.
Pertama – tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian
diinvasi oleh sel tumor.
Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau
keabu – abuan homogeny, lunak dan encepaloid ( menyerupai jaringan otak ).Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai
suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal saat dilakukan palpasi.
Munculnya wilms tumor sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan
cepat lahir .Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal
dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan
iskemik pada renal. Metastase tumor secara hematogen dan limfogen, paru, hati,
otak dan bone marrow.
a.Penyebab
wilms tumor menurut TNM adalah sebagai berikut:
1) T ( Tumor Primer )
- T1 unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 60 cm2
- T2 unilateral permukaan > 80 cm2
- T3 unilateral rupture sebelum penanganan
- T4 bilateral
2) N
( Metastasis Limfe )
- N0 tidak ditemukan metastasis
- N1 ada metastasis limfe
3) M
( Metastasis Jauh)
- M0 tidak ditemukan metastasis
- M+ ada metastasis jauh
b.Tingkat
penyebaran wilms tumor menurut NWTS III
- Stadium I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat seluruhnya, tidak ada metastasis limfogen ( N0 )
- Stadium II : Tumor melewati batas sampai ginjal tetapi masih dapat diangkat seluruhnya dan tidak ada sisa tumor pada permukaan tempat tumor semula dan N0.
- Stadium III : Tumor tidak dapat diangkat seluruhnya sehingga ada sisa tumor didalam tubuh, termasuk tumpahan jaringan tumor, dan / N+.
- Stadium IV: Tumor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru, tulang, atau otak ( M+ ).
- Stadium V : Tumor ditemukan bilateral.
2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang
meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan
labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk .
Pada foto polos
abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan klsifikasi
didalamnya .
Pemeriksaan
pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan
pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan renoarteriogram
didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk
mencari metastasi kedalam paru-paru.
2.8 Penatalaksanaan medik
1) Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefrektomi
radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula gerota.
Beberapa kasus yang sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin unutk
dilakukan operasi, masih dianjurkan untuk dilakukan nefrektomi paliatif. Pada
beberapa tumor yang telah mengalami metastasis, setelah tindakan nefrektomi ini
sering didahului dengan embolisasi arteri renalis yang bertujuan untuk
memudahkan operasi(Basuki, 2003).
2)
Hormonal. Penggunaan terapi hormonal
belum banyak diketahui hasilnya. Preparat yang dipakai adalah hormon
progestagen. Dari berbagai literatur
disebutkan bahwa pemberian preparat hormon tidak banyak memberi manfaat
(Basuki, 2003).
3)
Imunoterapi.
Pemberian imunoterapi dengan memakai interferon atau dikombinasikan dengan
interleukin saat ini sedang dicoba di negara-negara maju. Karena harganya
sangat mahal dan hasil terapi dengan obat-obatan imunoterapi masih belum jelas,
maka pemakaian obat ini masih sangat terbatas (Basuki, 2003).
4)
Radiasi
Eksterna. Radiasi eksterna tidak banyak memberi manfaat pada adenokarsinoma
ginjal karena tumor ini adalah tumor yang radioresisten (Basuki, 2003).
5) Sitostatika. Demikian pula pemakaian sitostatika tidak banyak memberikan
manfaat pada tumor ginjal (Basuki, 2003).
2.9 Komplikasi
a)
Metastasis ke paru-paru, sum-sum tulang belakang, hati,
otak.
b)
Sesak nafas.
c)
Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi (mual,
muntah ,suhu tubuh meningkat, kerontokan rambut).
d)
Komplikasi pembedahan (atelektasis, pneumonia, hemoragis).
2.10 Pencegahaan
Pencegahan
terhadap ancaman penyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR GINJAL
3.1 Pengkajian
1. Idetitas
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan,
agama, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, alamat, suku dan bangsa yang
digunakan, nomor register, diagnosa medis.
2.Keluhan utama
Klien
mengeluh nyeri pada perutnya.
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh
kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh.
Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari
pertama sakit.
4.Riwayat penyakit dahulu
Yang
perlu dikaji pasien pernah menderita penyakit tumor ginjal sebelumnya dan penyakit yang pernah diderita
pasien.
5.Riwayat penyakit keluarga.
Dalam pengkajian ini dalam keluarga
ada yang menderita penyakit tumor ginjal atau tidak, ada
penyakit menurun atau menular.
II.
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan
umum :
-kesadaran
composmentis
-pasien
tampak pucat
-pasien
tampak lemah
Tanda-tanda
vital, TB dan BB :
S :36,7 0C
N : 88x/mnt
TD :120/90mmHg
RR : 32x/mnt
HR 88x/mnt TB
:155cm
BB :45 kg.
Body
Systems:
1.
Pernapasan (B1:
Breathing)
Hidung :
·
Inspeksi : bentuk
hidung normal,pernafasan cuping hidung (-),secret (-),pasien
Pasien tidak terpasang O2 nasal,tidak ada retraksi dada,bentuk dada
Simetris.
·
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan,tidak ada odem
RR : 22x/m
Trachea : tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid
·
Perkusi : sonor
·
Auskultasi : vesikular
Suara tambahan :
wheezing :
tidak ada suara tambahan
rochi :
tidak ada suara tambahan
rales :
tidak ada suara tambahan
crackles :
tidak ada suara tambahan
2.
Cardiovaskuler (B2:
Bleeding)
Inspeksi : tidak ada pembesaran vena
jugularis,bentuk dada simetris
Auskultasi : S1,S2 Tunggal
ND : 88x/m
CRT : > 2 Detik
3.
Persyarafan (B3: Brain)
Composmentis :
GCS : Glasgow coma scale
E : 4 V : 5 M
: 6 NILAI TOTAL : 15
Kepala dan wajah :
Mata :
Sclera : putih
Conjugctiva : merah muda
Pupil : isokor ( diameter kanan dan kiri sama )
Reflek pandang : normal,dapat mengikuti gerakan.
Persepsi sensori:
Pendengaran :
Telinga
kanan :pendengaran normal
Telinga
kiri : pendengaran normal
Penciuman :
Hidung
kanan : penciuman normal
Hidung
kiri : penciuman normal
Fungsi Pendengaran:
Kiri
dan kanan normal
Pengecapan :
manis:ya asin:ya pahit:ya
Penglihatan : Mata kanan dan kiri dapat melihat dengan
baik
Perabaan : panas: tidak dingin: ya tekan:ya
4.
Perkemihan-Eliminasi
Uri (B4: Bladder)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak terpasang kateter.
Produksi
urine : 900 ml
Frekuensi : 2x/hari
Warna : kuning pekat
Bau : khas amoniak
5.
Pencernaan-Eliminasi
Alvi (B5: Bowel)
Mulut
dan tenggorok :
-
Warna Lidah :
Merah
-
Lesi : tidak ada lesi,tidak ada
stomatitis
-
Masa : tidak ada masa
-
Gangguan Bicara : tidak
ada gangguan
Abdomen
: tidak ada nyeri
tekan,bentuknya simetris
Rectum : tidak ada kelaianan
BAB : 1 x/ hari Konsistensi :lembek
6.
Tulang-Otot-Integumen
(B6: Bone)
Kemampuan
pergerakan sendi bebas terbatas
|
|
|
|
|
|
Uji kekuatan otot : 5
5
5 5
Extremitas:
-
Atas dan bawah normal,tidak ada kelainan
Kulit:
-Warna
kulit : ikterik Turgor :
baik
3.2 Diagnosa
Keperawatan yang Mungkin Muncul
- Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
- Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
3.3 Rencana Keperawatan
DX 1 : Nyeri
berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Tujuan :
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
DX 2: Resiko
tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan
protein dan cairan
Tujuan :
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
DX 3 :
Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
DX 4:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
Tujuan :
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di
ginjal. ginjal adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari
sistem kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra
dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari
tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.
3.2 Saran-Saran
Biasakan untuk gaya hidup sehat, karena dengan ini
membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Kita bisa hidup sehat
sehingga kitapun tidak mudah untuk terkena tumor ginjal.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://eniza-wulandari.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html diunduh pada tanggal 29 September pukul 14.00 WIB.
- http://heldaupik.blogspot.com/2012/02/askep-tumor-ginjal.html diunduh pada tanggal 29 September pukul 14.00 WIB.
- Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
- http://kornelizsiki.blogspot.com/p/laporan-pendahuluan-tumor-wilms.html diunduh pada tanggal 29 September pukul 14.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar