BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah
yang pokok karena kotoran manusia (faces)
adalah sumber penyebaran penyakit multikompleks. Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan oleh tinja manisia antara lain tifus, disentri, kolera,
bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, (Notoatmodjo, 2010). Rendahnya pengetahuan tentang
pentingnya buang air besar ditempatnya menyebabkan perilaku angggota keluarga
buang air besar sembarangan, karena ekskreta
manusia merupakan sumber infeksi dan merupakan salah satu penyebab terjadinya
pencemaran lingkungan. Buang air besar sembarang tempat masih dilakukan
masayarakat yang berpenghasilan rendah (Aryani,
2010). Ancaman pembuangan kotoran (faces
dan urina) yang tidak menurut aturan, Buang Air Besar (BAB) di sembarangan
tempat itu berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit
lewat lalat, udara dan air (Winaryanto, 2010). Kotoran dari manusia yang sakit atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat
menjadi sumber infeksi. Kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat
ditularkan pada pejamu baru dengan perantara lalat, (Candra, 2012). Pengetahuan
merupakan salah satu aspek yang berperan pada perilaku seseorang. Pembentukan
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor umur, informasi, pendidikan (Notoatmodjo,
2010).
Menurut WHO jumlah penduduk yang melakukan buang air
sembarang di seluruh dunia tahun 2012 sebesar 14,6%, tahun 2013 sebesar 14,2%,
tahun 2014 sebesar 13,8%. Penduduk Indonesia yang buang air besar tahun 2012
sebesaar 34%, tahn 2013 sebesar 38%, dan tahun 2014 sebesar 54 % (Depkes RI,
2014). Data dari Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang tahun 2012 sebesar 43,7%,
tahun 2013 sebesar 42,8%, dan tahun 2014 sebesar 41,2%. Sedangkan penduduk yang buang air besar sembarangan
di Desa Asemgede Kecamatan Ngusikan tahun 2012 sebanyak 65,7% kepala keluarga,
tahun 2013 sebesar 64,7%, dan tahun 2014 sebesar 64,7%. Studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Januari 2015
didapatkan bahwa pada tahun 2012 jumlah penggunaan jamban sebesar 35%, tahun
2013 penggunaan jamban 33%, dan tahun 2014 jumlah penggunaan jamban sebesar
31%, kondisi tersebut mencerminkan hampir 70% masyarakat berperilaku buang air
besar sembarangan. Hasil wawancara pada 10 orang dengan menggunakan kuesioner
didapatkan 25% sudah mempunyai jamban, dan 75% tidak mempunyai jamban.
Perilaku buang air besar sembarang
merupakan salah satu bentuk perilaku negatif, kondisi ini berdampak pada
penularanpenyakit. Perilaku buang air besar ini terbentuk dari rendahnya
pengetahuan keluarga tentang open
defication free (ODF). Perilaku buang air besar sembarangan dipengaruhi
oleh faktor predisposisi yaitu pengetahuan, lingkungan, informasi, pendidikan,
dan faktor enabling yaitu sarana dan
prasarana. Pengetahuan keluarga yang kurang akan mempengaruhi pada perilaku
anggota keluarga buang air sembarangan. Perilaku buang air besar sembarangan
ini mencerminkan kurangnya kesadarana keluarga serta rendahnya pengetahuan yang
dimiliki.
Pendidikan kesehatan dengan cara
penyuluhan merupakan salah satu aspek yang berperan pada pengetahuan dan
perilaku seseorang. Penyuluhan yang diberikan akan membentuk pengetahuan, dan
berlanjut pada pembentukan sikap yang akan membentuk perilaku (Notoatmodjo,
2011). Penyuluhan oleh tenaga kesehatan pada masyarakat salah satu aspek yang
akan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang open defication free (ODF),
kondisi ini akan membentuk sikap positif dan akan dicerminkan pada perilaku
buang air besar pada tempatnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang open defication free (ODF) terhadap
perilaku buang air besar sembarangan di Desa Asemgedhe Kecamatan Ngusikan
Kabupaten Jombang.
1.2.
Rumusan
Masalah
Bagaimana hubungan pengetahuan keluarga
tentang open defication free (ODF)
terhadap perilaku buang air besar sembarangan di Desa Asemgedhe Kecamatan
Ngusikan Kabupaten Jombang?
1.3.
Tujuan
Penelitian
1.3.1.
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga
tentang open defication free (ODF)
terhadap perilaku buang air besar sembarangan di Desa Asemgedhe Kecamatan
Ngusikan Kabupaten Jombang.
1.3.2.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi
pengetahuan keluarga tentang open
defication free (ODF) di Desa Asemgedhe Kecamatan Ngusikan Kabupaten
Jombang.
2. Mengidentifikasi
perilaku buang air besar sembarangan di Desa Asemgedhe Kecamatan Ngusikan
Kabupaten Jombang.
3. Menganalisa
hubungan pengetahuan keluarga tentang open
defication free (ODF) terhadap perilaku buang air besar sembarangan di Desa
Asemgedhe Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.
1.4.
Manfaat
Penelitian
1.4.1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini menambah kajian
pustaka ilmu keperawatan tentang hubungan pengetahuan keluarga tentang open defication free (ODF) terhadap
perilaku buang air besar sembarangan
1.4.2.
Manfaat Praktis
1.
Bagi Perawat
Hasil penelitian ini
menambah informasi tentang hubungan pengetahuan keluarga tentang open defication free (ODF) terhadap
perilaku buang air besar sembarangan
2.
Bagi Penelitian
Selanjutnya
Hasil penelitian ini
sebagai jurnal dan referensi penelitian
bagi peneliti selanjutnya.
3.
Bagi Institusi
Pendidikan
Hasil penelitian ini menambah kajian
pustaka di perpustakaan terkait tentang hubungan pengetahuan keluarga tentang open defication free (ODF) terhadap
perilaku buang air besar sembarangan
4.
Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini
sebagai bahan informasi bagi temppat penelitian terkait tentang hubungan
pengetahuan keluarga tentang open
defication free (ODF) terhadap perilaku buang air besar sembarangan
5.
Masyarakat
Masyarakat akan lebih
mengetahui dan mengerti tentang open defication
free (ODF), sehingga akan lebih memahami hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar